Rabu, 21 Oktober 2009

Melatih gerak Refleks




untuk melatih reflek ada 3 metode :

1.Latihan yg keras dan terus menerus
jika di ibaratkan tubuh kita adalah sebuah PC komputer
maka perlu meng instal sebuah program
disini silat adalah sebuah program yg diharapkan dapat digunakan pada saat dibutuhkan
untuk itu perlu meng instal tubuh dengan latihan yang rutin agar jurus2 silat dapat menyatu dengan karakter tubuh

2.Latihan rasa/felling
setiap perguruan silat mempunyai metode yg berbeda beda
salah satunya adalah dengan melatih gerak rasa bersama seorang partner
ini berguna untuk mendeteksi arah serangan dan melatih insting kemana hendaknya setiap jurus dapat di aplikasikan dengan benar
sehingga setiap jurus yg dimaenkan tepat sasaran atau sering disebut Sparing partner (sabung)

3.Latihan ketenagan hati dan pikiran
dengan membiasakan diri meditasi hening atau bagi yg beragama islam dengan cara sholat yg khusyuk dan sering berzikir
Latihan ini berguna untuk mengontrol gerak reflek sehingga tetap waspada agar tidak melakukan gerakan karna panik yg dapat membahayakan teman maupun lawan.

Tapi ketiga cara tersebut tidak tentu pasti berhasil soal semua itu tergantung usaha masing-masing individu dan Do'a.

Senin, 19 Oktober 2009

Renungan Qolbu

Tujuan hidup manusia sudah jelas adalah
1. Untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat, sebagaimana sering kita ucapkan dalam doa :
"Rabbana aatina fiddun-yaa hasanah wafil akhirati hasanah, waqinaa adzabannar".
Untuk mendapatkan kebahagiaan dunia telah diuraikan di depan, adalah berusaha untuk menjadi Ahsani Taqwim dan Khalifah fil Ardhi, namun untuk kebahagiaan akherat perlu kita teliti lebih jauh.

2. Batas kehidupan akherat adalah kematian, sebagaimana firman Allah SWT :
"Setiap yang berjiwa pasti merasakan mati." (Q.S Ali Imran : 185)
Kalau kita bicara tentang suatu kepastian maka mati adalah suatu hal yang pasti kita alami semua, namun pertanyaan berikutnya adalah sesudah mati, kita akan kemana?
Kembali lagi Al Quran memberi petunjuk sesunguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali." (Q.S Al Baqarah:156)

3. Pertanyaan berikutnya, apa benar kita akan kembali ke sana, bagi para pemikir yang kritis akan bertanya bagaimana caranya (metodenya). Kita sadari bahwa diri kita bisa dibedakan atas dua bagian utama yaitu unsur fisik dan metafisik (jasad dan ruhani).
Jasad yang dikubur itu akan mengalami pembusukan/pelapukan dan tentu saja akan terurai menjadi unsur-unsur benda mati kembali.
Apa benar ruhani kita kembali kepada Tuhan, ternyata ada syaratnya, Jiwa yang diterima atau dipanggil Allah ada kriteria dan batasannya seperti yang diungkapkan ayat Al Quran berikut :
"Hai jiwa yang tenang (suci). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridla lagi diridlai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hmaba-Ku, dan masuklah ke dalam syurgaku." (Q.S Al fajr:27-30)

4. Bagaimana caranya mendidik jiwa agar dapat naik tingkat ke arah yang lebih tingi, caranya tidak lain adalah sebagaimana dalam Firman Allah yaitu :
5. "Beruntunglah manusia yang membersihkan jiwa dengan berdzikir (mengingat) nama Tuhannya dan mendirikan shalat." (Q.S Al A'la :14-15)

5.Dengan kata lain manusia bisa membersihkan/mensucikan jiwanya yaitu dengan cara MENGUNDANG YANG MAHA SUCI KE DALAM JIWA/HATINYA dengan cara menyebut nama-Nya (BERDZIKIR) dengan METODE/teknologi Al Quran /THARIQAT, sebagaimana diperintahkan Allah SWT :
"Dan bahwasannya jikalau mereka berjalan lurus di atas jalan (metode) yang benar, niscaya akan Kami turunkan hujan (Rahmat) yang lebat kemenangan/nikmat yang banyak)" (Q.S Al Jin : 16)

Minggu, 18 Oktober 2009

Sejarah Pandan Alas



Keluarga persilatan KI AGENG PANDAN ALAS
didirikan di Madiun pada tanggal 10 November 1972.
Bernaung dibawah IPSI.
Pendiri atau Sesepuhnya adalah Bpk. KOESTARI ADY ANDAYA.
Beliau adalah seorang purnawirawan TNI AU yang bertugas di Lanud Iswahyudi.

Minggu, 04 Oktober 2009

Jadwal Waktu Shalat wilayah Kediri


Deskripsi tentang perguruan Pandan Alas




Pandan Alas Kediri merupakan salah satu cabang dari perguruan ki Ageng Pandan Alas pusat Madiun, nama pandan alas diambil dari nama seorang tokoh golongan putih yang hidup pada jaman kerajaan Demak dibawah pemerintahan Sultan Trenggono (Cerita dalam buku Nagasasra Sabukinten). Pada waktu itu kerajaan Demak banyak terjadi pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. KI AGENG PANDAN ALAS sebagai seorang tokoh merasa wajib ikut mempertahankan kerajaan Demak.

KI AGENG PANDAN ALAS dalam menghadapi musuh atau lawan-lawannya tidak dihadapi menggunakan kekerasan, melainkan dihadapinya dengan cara duduk bersila sambil melantunkan Kidung atau Tembang DANDANG GULO yang berisi petuah-petuah yang baik dan akhirnya membuat musuh atau lawannya menjadi sadar akan perbuatannya yang selanjutnya tidak jadi melawan dengan kekerasan. (Amar Makruf Nahi Mungkar).

Perguruan Pandan Alas berasal dari jalur para pendiri masjid demak. Orang yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Namun tidak berarti dimonopoli oleh orang-orang Islam, karena PANDAN ALAS berpegang teguh pada Rahmatan lil 'Alamin, rahmat untuk seluruh umat. Tujuan perguruan adalah mempersiapkan diri untuk mendapatkan panggilan Tuhan yang terakhir yaitu sebuah kematian. Artinya walaupun belajar ilmu silat atau olah kanuragan, orang pandan alas dilarang menyakiti orang lain dan juga membuat kerusakan di muka bumi ini. Karena kita sebagai manusia suatu saat pasti akan mati dan nantinya dimintai pertanggungjawaban atas semua amal perbuatan kita. Sebagai orang-orang PANDAN ALAS , diharapkan menjadi tangan-tangan penyelamat. Menyelamatkan dirinya dan orang lain dengan tafsir yang sangat luas serta berpegang teguh pada "HABLUM MINALLOH WA HABLUM MINANNAS".